Monday, September 21, 2020

Profesi Jasa Translator

 

Profesi jasa translator – Menjadi seseorang yang diberikan anugerah atau kelebihan dalam hal berbahasa, apalagi di jaman globalisasi ini, sangatlah menguntungkan. Bagaimana tidak, seluruh negara di dunia saat ini dengan mudah melakukan interaksi satu sama lain. Kita ambil contoh dalam hal bertransaksi atau jual-beli barang maupun jasa. Satu negara dengan negara lainnya dapat melakukan negosiasi dalam kedipan mata hanya dengan memanfaatkan teknologi internet.

Yang menjadi kendala satu-satunya adalah bahasa. Setiap negara memiliki bahasanya masing – masing. Dan demi kelancaran suatu transaksi bisnis maka akan disepakati satu bahasa yang digunakan. Umumnya bahasa tersebut adalah bahasa inggris. Nah, meskipun saat ini bahasa inggris sudah bisa disebut sebagai bahasa dunia, dimana hampir seluruh penduduk dunia bisa bahasa inggris, masih ada saja yang tidak bisa berbahasa inggris. Tidak terkecuali seorang CEO dari perusahaan multinasional atau internasional.

Ya, mungkin mereka bisa ya sedikit – sedikit jika untuk percakapan umum sehari – hari. Namun, bahasa inggris yang digunakan dalam bertransaksi bisnis, tentunnya akan sangat berbeda dengan bahasa inggris yang digunakan sehari – hari. Istilah – istilah resmi dalam sebuah perjanjian saja misalnya, ini adalah contoh paling mudah yang membedakan bahasa sehari – hari dan istilah – istilah resmi.

Peran Jasa Translator – Penerjemah

Nah, disinilah peran kami para jasa penerjemah akan dibutuhkan. Kemampuan kami dalam berbahasa inggris (atau lainnya) sangat dibutuhkan mereka yang menginginkan kelancaran dalam bertransaksi maupun mencapai suatu target penting lainnya. Anggap saja peran jasa translator ini adalah sebagai mediasi antara dua kubu yang bersebarang. Maka peran jasa translator ini sungguh krusial. Kesalahan sedikit saja dalam menerjemahkan suatu istilah akan berdampak pada lini lainnya.

Maka tidak heran jika dalam penentuan tarif jasa penerjemah tidaklah seperti menggunakan jasa – jasa lainnya. Tarif yang tinggi itupun adalah bentuk apresiasi bersama sesama profesi dan para klien yang menggunakan jasa translator. Jenjang akademis yang harus ditempuh dalamm upaya menguasai bahasa yang diinginkan. Belum lagi nanti akan ada magang atau praktek kerja yang harus mempraktekkan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Dan di ujung jenjang akademis, mereka akan diuji dalam sidang tugas akhir. Sidang yang dilaksanakan menggunakan perantasa bahasa inggris secara tulis maupun lisan.

Belum lagi jika ternyata si penerjemah tersebut adalah penerjemah yang betul – betul profesional di bidangnya. Ia telah mendapat banyak pengakuan dan titel profesi sebagai penerjemah yang handal dalam bidangnya. FYI, pengakuan dan titel ini tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Ya tentu saja dalam usaha untuk mendapatkan titel tersebut kita mengeluarkan beberapa duit tapi inipun hanya untuk pendaftaran.

Saat kita diuji kemampuan kita, maka ada ujian tulis maupun lisan. Seperti ujian – ujian pada umumnya, jika kita lolos maka akan mendapat titel tersebut. Jika tidak, say goodbye ke uang pendaftaran tadi ya.

Harga Jasa Translator Murah

Mimin meyakini bahwasannya, hampir 90-100% penyedia jasa terjemah adalah orang – orang terpelajar. Mengapa demikian, karena sesuai pengalaman mimin menangani para klien, hampir semua klien mengharapkan pelayanan yang profesional. Karena klien tidak hanya datang dari kalangan akademisi maupun umum namun juga pemerintah dan perusahaan – perusahaan nasional maupun multinasional. Untuk mengimplementasikan pelayanan yang profesional, maka sudah sewajarnya kita harus memiliki cara pandang yang profesional pula atau latar belakang akademis yang mumpuni.

Nah, fenomena jasa translate murah mulai bermunculan 2-3 tahun belakangan ini. Pada suatu platform, mimin menemukan kasus dimana jasa translate dihargai seharga snack atau jajanan di toko! Agak miris sebenarnya. Jujur, mimin sudah berpengalaman sejak 2013. Hingga sekarang, pengalaman paling pahit ya sekarang ini. Kampus pada libur semua, aktivitas mahasiswa maupun dosen dalam penelitianpun terhambat total sehinggs tidak ada mahasiswa atau dosen yang membutuhkan jasa translate untuk kebutuhan penelitian mereka. Apalagi dengan persaingan harga jasa translate murah tadi.

Kalau menurut mimin, harga itu bisa jadi patokan seberapa derajat atau kualitas profesi seseorang atau benda itu ya. Jika suatu benda dihargai murah, maka mudah untuk mendapatkannya dan karena sudah banyak dipasaran, maka hargannya pun ya segitu. Murah. Nah untuk kasus profesi jasa translator, sebenarnya ini bukanlah profesi mainstream ya. Belum banyak yang berani terjun langsung di dunia ini karena selain keahlian yang mumpuni dalam berbahasa, seorang penerjemah ini kan seperti memperdagangkan kemampuan berbahasanya. Seperti jualan, jika ada pembeli maka besok kita bisa makan. Jika sepi atau bahkan tidak ada pelanggan sama sekali, maka prospek kedepan pun buruk.

Kesimpulannya, berapapun harganya, setau mimin, para penerjemah masih menggunakan akal sehat dalam bersaing. Kecuali mereka para newbie yang berdagang hanya memperjual-belikan harga murah namun dengan kualitas yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

 

No comments:

Post a Comment