Profesi jasa translator – Menjadi seseorang yang diberikan anugerah atau
kelebihan dalam hal berbahasa, apalagi di jaman globalisasi ini, sangatlah
menguntungkan. Bagaimana tidak, seluruh negara di dunia saat ini dengan mudah melakukan
interaksi satu sama lain. Kita ambil contoh dalam hal bertransaksi atau
jual-beli barang maupun jasa. Satu negara dengan negara lainnya dapat melakukan
negosiasi dalam kedipan mata hanya dengan memanfaatkan teknologi internet.
Yang menjadi kendala satu-satunya adalah bahasa. Setiap negara memiliki bahasanya masing – masing. Dan demi kelancaran suatu transaksi bisnis maka akan disepakati satu bahasa yang digunakan. Umumnya bahasa tersebut adalah bahasa inggris. Nah, meskipun saat ini bahasa inggris sudah bisa disebut sebagai bahasa dunia, dimana hampir seluruh penduduk dunia bisa bahasa inggris, masih ada saja yang tidak bisa berbahasa inggris. Tidak terkecuali seorang CEO dari perusahaan multinasional atau internasional.
Ya, mungkin mereka bisa ya sedikit – sedikit jika untuk percakapan umum
sehari – hari. Namun, bahasa inggris yang digunakan dalam bertransaksi bisnis,
tentunnya akan sangat berbeda dengan bahasa inggris yang digunakan sehari –
hari. Istilah – istilah resmi dalam sebuah perjanjian saja misalnya, ini adalah
contoh paling mudah yang membedakan bahasa sehari – hari dan istilah – istilah
resmi.
Peran Jasa Translator – Penerjemah
Nah, disinilah peran kami para jasa penerjemah akan dibutuhkan.
Kemampuan kami dalam berbahasa inggris (atau lainnya) sangat dibutuhkan mereka
yang menginginkan kelancaran dalam bertransaksi maupun mencapai suatu target
penting lainnya. Anggap saja peran jasa translator ini adalah sebagai mediasi
antara dua kubu yang bersebarang. Maka peran jasa translator ini sungguh
krusial. Kesalahan sedikit saja dalam menerjemahkan suatu istilah akan
berdampak pada lini lainnya.
Maka tidak heran jika dalam penentuan tarif jasa penerjemah tidaklah
seperti menggunakan jasa – jasa lainnya. Tarif yang tinggi itupun adalah bentuk
apresiasi bersama sesama profesi dan para klien yang menggunakan jasa
translator. Jenjang akademis yang harus ditempuh dalamm upaya menguasai bahasa
yang diinginkan. Belum lagi nanti akan ada magang atau praktek kerja yang harus
mempraktekkan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Dan di ujung jenjang
akademis, mereka akan diuji dalam sidang tugas akhir. Sidang yang dilaksanakan
menggunakan perantasa bahasa inggris secara tulis maupun lisan.
Belum lagi jika ternyata si penerjemah tersebut adalah penerjemah yang
betul – betul profesional di bidangnya. Ia telah mendapat banyak pengakuan dan
titel profesi sebagai penerjemah yang handal dalam bidangnya. FYI, pengakuan
dan titel ini tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Ya tentu saja dalam
usaha untuk mendapatkan titel tersebut kita mengeluarkan beberapa duit tapi
inipun hanya untuk pendaftaran.
Saat kita diuji kemampuan kita, maka ada ujian tulis maupun lisan.
Seperti ujian – ujian pada umumnya, jika kita lolos maka akan mendapat titel
tersebut. Jika tidak, say goodbye ke uang pendaftaran tadi ya.
Harga Jasa Translator Murah
Mimin meyakini bahwasannya, hampir 90-100% penyedia jasa terjemah adalah
orang – orang terpelajar. Mengapa demikian, karena sesuai pengalaman mimin
menangani para klien, hampir semua klien mengharapkan pelayanan yang
profesional. Karena klien tidak hanya datang dari kalangan akademisi maupun
umum namun juga pemerintah dan perusahaan – perusahaan nasional maupun
multinasional. Untuk mengimplementasikan pelayanan yang profesional, maka sudah
sewajarnya kita harus memiliki cara pandang yang profesional pula atau latar
belakang akademis yang mumpuni.
Nah, fenomena jasa translate murah mulai bermunculan 2-3 tahun
belakangan ini. Pada suatu platform, mimin menemukan kasus dimana jasa
translate dihargai seharga snack atau jajanan di toko! Agak miris sebenarnya.
Jujur, mimin sudah berpengalaman sejak 2013. Hingga sekarang, pengalaman paling
pahit ya sekarang ini. Kampus pada libur semua, aktivitas mahasiswa maupun
dosen dalam penelitianpun terhambat total sehinggs tidak ada mahasiswa atau
dosen yang membutuhkan jasa translate untuk kebutuhan penelitian mereka.
Apalagi dengan persaingan harga jasa translate murah tadi.
Kalau menurut mimin, harga itu bisa jadi patokan seberapa derajat atau
kualitas profesi seseorang atau benda itu ya. Jika suatu benda dihargai murah,
maka mudah untuk mendapatkannya dan karena sudah banyak dipasaran, maka
hargannya pun ya segitu. Murah. Nah untuk kasus profesi jasa translator, sebenarnya
ini bukanlah profesi mainstream ya. Belum banyak yang berani terjun langsung di
dunia ini karena selain keahlian yang mumpuni dalam berbahasa, seorang
penerjemah ini kan seperti memperdagangkan kemampuan berbahasanya. Seperti
jualan, jika ada pembeli maka besok kita bisa makan. Jika sepi atau bahkan tidak
ada pelanggan sama sekali, maka prospek kedepan pun buruk.
Kesimpulannya, berapapun harganya, setau mimin, para penerjemah masih
menggunakan akal sehat dalam bersaing. Kecuali mereka para newbie yang
berdagang hanya memperjual-belikan harga murah namun dengan kualitas yang tidak
bisa dipertanggungjawabkan.
No comments:
Post a Comment